TEKANAN darah tinggi yang dapat menyebabkan stroke sekarang ini
cenderung meningkat. Kebiasaan menyantap makanan yang tidak
memenuhi standar kesehatan sampai ke keadaan yang menyebabkan stres
serta kurangnya olahraga dapat memicu tekanan darah sehingga meninggi.
Sumber = Harian Suara Merdeka, EDISI : Senin, 22 Oktober 2001
Berbagai jenis obat mulai dari obat paten sampai lternatif dicari orang untuk
mengobati dan mencegah penyakit akibat tekanan darah tinggi. Salah satu
di antaranya ialah obat alternatif berbahan baku buah mengkudu atau juga
disebut buah pace.
Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan tanaman tropis, termasuk dalam
familia Rubiaceae. Penyebaran tanaman ini selain daerah tropis Asia, juga
ditemukan di Afrika, Australia dan kepulauan Polinesia. Di Indonesia,
mengkudu tumbuh di hampir seluruh wilayah, ditanam di pekarangan rumah
atau tumbuh liar di kebun dan di hutan.
Tinggi tanaman mengkudu antara empat sampai enam meter, berdaun hijau
lebar dan berbuah sepanjang tahun. Biasanya mengkudu diperbanyak
melalui biji dan mudah pemeliharaannya. Tanaman mulai berproduksi
sekitar delapan bulan sejak ditanam dan berproduksi terus sampai 20
tahunan.
Produksi buah bervariasi, tergantung pada lingkungan tumbuh, demikian
pula dengan ukuran dan berat buah, dalam pertumbuhan optimal berat buah
dapat mencapai 300 gram/buah.
Di Indonesia, mengkudu dikenal dengan berbagai nama. Hampir setiap
orang mengenal buah ini karena khasiatnya dan juga karena baunya yang
tajam menyengat.
Pada masa lalu, warna merah tua pada kain tenun batik dan tikar pandan
berasal dari kulit akar mengkudu. Warna merah tersebut diperoleh dari
senyawa morindon dan senyawa morindin yang diperoleh dari kulit batang
dan akar mengkudu. Sedangkan buahnya yang telah tua dan matang
digunakan sebagai obat batuk dan asma yang manjur.
Selain dimanfaatkan sebagai campuran jamu yang berkhasiat sebagai
penghilang rasa sakit atau penambah stamina tubuh.
Penelitian ilmiah terhadap tanaman mengkudu terutama buahnya yang
diketahui berkhasiat dalam bidang pengobatan tradisional baru dilakukan
pda tahun 1980-an dan sampai sekarang masih terus dilakukan.
Heinicke (1985), dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa ekstra buah
mengkudu mengandung xeronin dan proxeronin yang berfungsi
menormalkan fungsi sel yang rusak dalam tubuh manusia, sehingga daya
tahan tubuh dapat ditingkatkan.Pada tahun 1993, para peneliti Jepang yaitu Hiramatsu, Imoto, Koyano &
Umezawa berhasil mengisolasi senyawa Damnacanthal dari buah mengkudu
yang berfungsi sebagai anti kanker. Sedangkan Solomon (1998) menuliskan,
mengkudu mengandung scopoletin yang mampu mengikat serotonin, yaitu
senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh
darah sehingga tekanan darah meningkat.
Adanya senyawa scopoletin dalam buah mengkudu menjadikan buah
mengkudu dapat dijdikan obat alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi
atau hipertensi.
Sejak lama diketahui pula tanaman mengkudu dapat digunakan sebagai
bahan anti bakteri. Hasil pengujian Levand (1963) memperlihatkan buah
mengkudu mengandung antraquinan yang mampu melawan mikroorganisme
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii,
Salmonella typhosa, Bacillus subtilis, Escherichia coli.
Selain sebagai senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan kita,
tanaman mengkudu terutama buahnya juga mengandung berbagai vitamin
seperti vitamin C dalam konsentrasi yang tinggi, berbagai asam amino,
protein, enzim garam-garam mineral dan sebagainya (Solomon, 1998).
Kandungan berbagai macam zat dan senyawa kimia yang penting bagi tubuh
manusia menjadikan buah mengkudu terutama yang matang dapat
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Mulai Menyimpang
Pola makan masyarakat sekarang ini pada umumnya telah jauh
menyimpang dibandingkan dengan sekitar satu dekade sebelumnya. Adanya
kedai-kedai makan yang menyediakan aneka makanan berbahan baku
daging terutama daging berlemak dengan berbagai bumbu dan cita rasa
sangat merangsang selera. Tetapi kita harus waspada dan ingat kesehatan,
jangan sampai kesehatan terganggu karena kebiasaan menyantap makanan
yang tidak mengikuti aturan kesehatan.
Beberapa buah makanan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan
mengandung serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menghambat kerja
otot polos dan syaraf.
Bahan makanan tersebut misalnya daging terutama yang berlemak, hewan
laut (udang, rajungan/kepiting dan kerang) dan buah-buahan seperti nenas,
pisang, prem serta berbagai buah berkulit keras seperti kelapa dan kemiri.
Seretonim juga terdapat pada sengatan lebah dan kalajengking. Bila kita
sering menyantap makanan yang kandungan serotoninnya tinggi seperti
tertulis di atas dalam jumlah banyak, maka akibat yang pertama kali terlihat
ialah pernafasan yang terganggu (terasa berat) karena terjadi
bronkokonstriksi (penyempitan bronkus paru-paru).Selain itu dapat juga terjadi vasokonstriksi (penyempitan pembuluh
darah), baik pembuluh darah jantung maupun pembuluh darah selaput otak
dan pembuluh darah paru-paru.
Hal ini yang menjadikan alirah darah terhambat dan jantung harus bekerja
lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan
tekanan darah meningkat. Akibat yang lebih parah lagi ialah terjadi stroke,
karena aliran darah tidak lancar maka suplai oksigen yang dibawa oleh selsel
darah merah (haemoglobin) menjadi terlambat, sehingga otak
kekurangan oksigen dan mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh
yang kerjanya dipengaruhi oleh bagian otak yang mengalami vasokonstriksi.
Diketahui, buah mengkudu mengandung senyawa scopoletin sebagai
senyawa kimia yang dapat mengikat serotonin dalam jumlah berlebih dalam
tubuh.
Kadar normal serotonin dalam darah adalah 0,1-0,3 mikrogram/ml dan
dalam tubuh orang dewasa mengandung kira-kira 5-10 mg serotonin.
Serotonin dalam kadar normal di dalam tubuh tidak mempunyai peran yang
spesifik, tetapi terlibat dalam hampir semua proses metabolisme.
Uji preklinis terhadap hewan uji tikus putih dan ujiklinis terhadap manusia
yang telah dilakukan peneliti Direktorat Teknologi Farmasi dan Medika,
Deputi TAB-BPP Teknologi memperlihatkan bahwa ekstrak buah mengkudu
ternyata dapat menurunkan tekanan darah.
Hasil pengujian tersebut memperlihatkan ekstrak buah mengkudu ternyata
dapat menurunkan tekanan darah yang meninggi sampai relatif normal
kembali.
Hasil pengujian ekstrak buah mengkudu terhadap manusia tetulis dalam
Tabel 1 berikut ini:
Dari tabel di atas terlihat bahwa pengujian pada manusia memperlihatkan
hasil yang positif, pada akhir masa pengujian tekanan darah yagn semula
170/110 mmHg turun menjadi 115/80 mmHg setelah 12 minggu masa
pengujian.
Takaran atau jumlah ekstrak buah mengkudu yang diberikan dalam masa
pengujian berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Secara normal
takaran yang diberikan pada manusia adalah sebanyak 15ml/50 kg berat
badan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari kira-kira setengah
jam sebelum makan nasi atau 2 jam sesudah makan nasi, agar
penyerapan/absorbsi bahan aktif dalam ekstrak buah mengkudu tersebut
berjalan sempurna.
Bila tekanan darah ideal yang diinginkan telah tercapai, pemberian ekstrak
buah mengkudu dapat dikurangi, cukup sekali sehari dengan takaran darah
ideal tersebut tetap menjaga tekanan darah ideal tersebut sebaiknya
kebiasaan menyantap makanan yang berisiko meningkatkan tekanan darah
juga dikurangi atau dihentikan sama sekali.
Berolahraga secara teratur dan benar juga menunjangupaya mempertahankan tekanan darah ideal, karena dapat melancarkan
aliarn darah serta menggiatkan kerja jantung sehingga kita menjadi lebih
sehat.
Prospek
Sudah sejak lama kita mengkonsumsi buah mengkudu, baik sebagai obat
tradisional misalnya obat batuk, obat asma, penghilang rasa sakit kepala,
lelah maupun sebagai campuran makanan (urap, rujak). Pada saat itu kita
belum mengetahui secara pasti senyawa apa yang terkandung dalam buah
mengkudu tersebut.
Kemajuan teknologi masa kini sangat pesat dan dengan peralatan analisis
yang canggih, apa yang terkandung dalam buah mengkudu dapat diketahui.
Pengujian secara preklinis dan klinis lebih mengungkapkan khasiat buah
mengkudu dan bagian lain dari tanaman tersebut. Pada saat ini buah
mengkudu melimpah, karena mudahnya tanaman itu tumbuh, dimana saja
dan kapan saja.
Pemanfaatan secara langsung misalnya dengan mengkonsumsi buah
mengkudu muda atau yang matang mengkal sebagai buah rujak atau dibuat
ekstrak/sari buah dengan bahan baku buah matang yang diparut lalu
diperas diambil airnya.
Tampaknya obat alternatif dengan bahan baku buah mengkudu ini banyak
peminatnya, karena sekarang kita sudah mulai melangkah ke segala sesuatu
yang berbau alami.
(Pertamawati Kartakusumah dan Sriningsih/Ant-18)
Sumber = www.suaramerdeka.com/harian/0110/22/rgm1.htm
Tiada ulasan:
Catat Ulasan